Dari sekian banyak pengalaman tidak terlupakan selama saya melakukan perjalanan, yang satu ini memang istimewa.
Belum dilaksanakan saja, sudah banyak komentar istimewa.
“Kamu gila”, “Are you out of your mind?”, itu adalah sebagian reaksi yang saya terima ketika ada teman-teman yang tahu bahwa saya akan melakukan satu hal luar biasa dalam perjalanan singkat saya ke Hongkong.
Rencana jalan-jalan ini sudah dibicarakan cukup lama antara saya dan 3 orang teman, dan dalam 3 hari 2 malam kami sudah menentukan tempat-tempat yang ingin kami kunjungi, termasuk di antaranya Macau yang hanya berjarak 45 menit naik ferry dari Hongkong.
Macau, sama seperti Hongkong, adalah special administrative region, dan untuk masuk ke sana, pengunjung juga harus melewati meja imigrasi. Ini menag sedikit menyusahkan: masuk Hongkong perlu lewat imigrasi, keluar dari Hongkong juga lewat imigrasi, masuk ke Macau lewat imigrasi lagi). Macau terkenal dengan casino-nya, seringkali disebut Las Vegas-nya Asia. Perjudian memang merupakan pendapatan utama wilayah ini, namun Macau juga menyimpan banyak heritage site peninggalan Portugis, bahasa resminya pun bahasa Portugis!
Di tahun 2001, Macau Tower yang merupakan observation tower selesai dibangun dan merupakan salah satu tempat favorit untuk melihat Macau dari atas. Dan di sanalah saya mampir di hari terakhir perjalanan saya menyusuri Hongkong-Macau. Mengapa? Di Macau Tower inilah, pada ketinggian 233 meter, AJ Hackett Bungy Facility terletak. Di ketinggian ini, Guinness World Records memberikan sertifikasi pada AJ Hackett Bungy sebagai highest bungy-jump facility in the world. Ketinggian itu hampir separuh dari Taipei 101 atau setara dengan gedung berlantai 61.
Iya, saya hendak menguji kegilaan saya dengan melompat dari ketinggian 233 meter.
Cuacanya sedang bagus sehingga pemandangan Macau terlihat dengan jelas. Angin yang bertiup juga tidak terlalu kencang sehingga pas untuk bungy-jumping. Deg-degan? Pasti. Gila? Sudah banyak yang menyebut saya gila. Harga paket bungy-jumping-nya memang mahal karena bungy-jumping di Macau Tower ini didesain khusus untuk mempertahankan posisi jumper di posisi vertikal sehingga tidak menabrak bangunan tower itu sendiri; berbeda dengan bungy-jumping yang dilakukan dari jembatan. Di lantai 61, setelah menyelesaikan proses registrasi dan tanda tangan kontrak mati bahwa saya tidak akan menuntut mereka bila terjadi apa-apa, saya diberikan kaos AJ Hackett Macau Bungy, lalu dipersiapkan untuk melompat. Kantong harus dikosongkan, perhiasan dalam bentuk apapun tidak boleh dipakai, lalu safety gear dipasang ke badan. Setelah safety gear terpasang rapat, berat badan saya ditimbang lalu angka timbangan itu ditulis besar-besar di tangan saya (52 kg). Itu berat badan dengan safety gear (aslinya saya paling 49). Berat minimum untuk melakukan bungy-jumping adalah 40 kg. Setelah itu saya diarahkan ke bungy-platform di mana tali untuk bungy-jumping dipasang ke safety-gear. Tali dipasang pada kaki (karena jatuhnya kepala duluan) dan pinggang. Sembari memasang sekian banyak tali, instruktur di sana menjelaskan bahwa ketika saya melompat, setelah sekali free fall, akan ada 2 kali bouncing back dengan ketinggian setengah dari free fall, lalu setelahnya saya harus menarik satu tali di pergelangan kaki yang akan membuat posisi badan saya kembali normal (kepala di atas), baru diturunkan pelan-pelan ke tanah. Simulasi menarik talinya juga dilakukan untuk memastikan saya menarik talinya dengan kekuatan yang cukup.
Persiapan selesai, dan sudah saatnya mengesahkan bahwa saya orang gila. Saya mengatakan pada si instruktur, “I am so nervous”, dan si instruktur (yang bisa berbahasa Indonesia sedikit!) mengatakan, “Everybody is, it is okay”. Maju pelan-pelan ke platform, dan saya makin tidak tenang melihat tingginya platform ini. Hitung mundur dari 5, daaaannn……saya menjatuhkan diri dengan teriakan yang pastinya norak dan tidak enak didengar. Delapan detik dari atas sampai 30 meter di atas tanah (sebelum bouncing) rasanya seperti selamanya. Pure adrenaline rush, ditambah dengan pemandangan Macau yang tidak kalah cantiknya. Jangan tanya bagaimana rasanya, ini sulit sekali diungkapkan dengan kata-kata. Antara takut, kagum, bergairah, dan juga “ini kok ga nyampe-nyampe sih” karena terasa lama. Bouncing back dua kali, lalu saya sedikit kesulitan untuk melihat ke atas dan mencari tali mana yang harus saya tarik. Untung ketemu dan berhasil.Begitu ditarik, posisi badan saya kembali ke normal, lalu saya diturunkan pelan-pelan ke bawah, mendarat di air cushion besar. Wow. Di sekitar sana terdapat beberapa turis Jepang yang sempat-sempatnya memberikan tepuk tangan untuk saya (mereka tidak tahu saya gugup setengah mati). “Great jump”, kata mereka, lalu meminta foto bersama. Wah, saya jadi artis dadakan!
Selesai, saya pun mendapat sertifikat yang menyatakan saya sudah melakukan lompat gila alias bungy jumping dari ketinggian 233 meter. Pengalaman ini memang istimewa.
Jadi bungy-jumping berikutnya harus lebih tinggi dari 233 meter! Yuk!
-Citra
Tulisan ini adalah modifikasi dari tulisan berjudul sama yang ditayangkan di Kompasiana.