Home Lomba Blog KTF 2014 Lost In China

Lost In China

oleh

Travelling merupakan salah satu hobi yang tergolong cukup baru bagi keluarga kecilku. Diawal tahun 2012, aku dan kedua orangtuaku memulai perjalanan kami dinegri Singapura. Sejak saat itu, kami bertiga mulai bertekad untuk terus travelling bersama-sama.

Kami bertiga lebih menyukai travelling sebagai backpacker, sehingga bekal kami untuk menjelajah suatu negara adalah buku travelling dan kertas kertas berisi informasi, hasil cetakan dari internet yang kami kumpulkan dari jauh jauh hari.

Bulan Mei lalu, aku dan kedua orangtuaku berkesempatan untuk pergi ke Hongkong, Macau, Shenzhen, dan Guangzhou dalam waktu 8 hari. Aku mempersiapkan berbagai hal dengan matang, termasuk tujuan tujuan wisata yang ingin kami kunjungi, transportasi menuju tempat tersebut hingga detail waktupun sudah aku perkirakan dengan harapan tidak akan tersasar dan tidak ada waktu yang terbuang sia-sia.

14 Mei 2014

Hari itu datang juga. Pesawat kami mendarat dengan sempurna di Hongkong International Airport setelah hampir seharian terbang. Kami harus transit diSingapura dan harus merasakan delay beberapa jam dikarenakan ada beberapa masalah teknis yang harus diselesaikan.

Walaupun sempat kesal, pada akhirnya senyum tetap mengembang diwajah kami saat kami menginjakkan kaki pertama kali ditanah Hongkong. Selamat malam, Hongkong! Semilir angin menerpa kami saat kami menunggu bus menuju hostel. Petunjuk di Hongkong tergolong cukup mudah untuk dimengerti karena papan pentujuk terdapat dimana-mana dan mudah untuk bertanya.

Untuk pertama kalinya aku menggantikan ibuku memimpin perjalanan kali ini karena beliau begitu sibuk akhir-akhir ini sehingga aku yang lebih punya banyak waktu untuk mencari informasi perjalanan sebanyak-banyaknya. Kami tiba dihostel didaerah Tsim Tsa Tsui sekitar pukul 11 malam dengan keadaan yang sangat lelah, karena perjalanan yang cukup memakan waktu.

15 Mei 2014

Selamat pagi Hongkong! Dengan semangat yang menggebu-gebu aku kembali memimpin perjalanan layaknya tourguide amatir. Kami menaiki MTR dan bus menuju tujuan wisata pertama kami, yaitu Ngong Ping 360 yang terkenal dengan Giant Buddha-nya. Sekitar pukul 9 kami setelah melewati perjalanan yang cukup panjang dan berkelok-kelok.

Udara disana cukup dingin. Angin berhembus begitu kencang membuat kami merapatkan jaket kami masing-masing. Tapi sayangnya, harapan kami untuk melihat dan berfoto dibawah Giant Buddha yang terkenal itu harus kandas dikarenakan kabut yang sangat tebal! Ah, betapa kecewanya aku saat itu. Kabut tersebut tidak hilang atau berkurang meskipunn kami sudah menunggu untuk waktu yang cukup lama. Dengan lemas kami kembali menaikki bis arah balik setelah cukup puas berfoto-foto walaupun tidak dengan Giant Buddha.

Tapi pada akhirnya, senyum itu kembali mengembang terutama diwajahku! Salah satu mimpiku terwujudkan pada hari itu. Sudah lama aku mendamkan untuk pergi ke Disneyland. Siapa yang tidak ingin pergi ke tempat yang dinominasikan sebagai “the happiest place on earth?”

Aku merasa sangat beruntung saat itu. Kami kembali menaikki MTR menuju disneyland. MRT khusus disneyland ini memiliki design yang membuatku terus berdecak kagum. Tapi ternyata, kekaguman itu harus kembali sirna karena hujan deras yang tiba tiba mengguyur Disneyland saat kami baru saja sampai. Untung saja tidak sampai 10 menit, hujan deras itu berhenti dan cuaca kembali terang!

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore, aku dan kedua orangtuaku yang sudah sangat lelah memutuskan untuk kembali ke hotel setelah melihat parade yang sangat menyenangkan! Aku berharap suatu saat nanti bisa kembali berkunjung ke Disneyland di negara yang lain lagi!

 

 

16 Mei 2014

Pagi yang cerah, batinku saat melihat cuaca Hongkong dari jendela hostel. Dengan sigap kami bersiap-siap untuk check-out karena kami harus pergi ke tujuan selanjutnya yaitu, Guangzhou! Kota terbesar ke 2 diChina itu cukup menarik perhatianku saat aku mencari informasi tentang destinasi para pelancong.

Untungnya hostel kami berdekatan dengan stasiun MTR sehingga kami hanya perlu berjalan kaki sebentar. Perjalanan menuju Guangzhou memakan waktu kira kira 2 jam, karena kami harus menuju kota Shenzhen terlebih dahulu untuk membuat Visa on Arrival, lalu baru kembali melanjutkan perjalanan dengan kereta menuju kota Guangzhou. And the ‘real’ adventures…begin.

Kami baru saja selesai berfoto-foto distasiun kereta kota Guangzhou. Sebelum akhirnya aku sadar bahwa aku belum tahu 100% letak hotel yang akan kami tempati hingga esok hari. Aku mencoba mencari koneksi wifi untuk mencari detail hotel tersebut. Kemudian kami menaikki metro Guangzhou dan berhenti di Haizhu Square. Didalam petunjuk yang aku dapatkan, hotel yang akan kami tempati hanya berjarak kira kira 200m darisana.

Aku berpikir tentunya tidak akan sulit mencari hotel tersebut. Tapi ternyata, aku salah. Aku mulai kebingungan. Aku bertanya kepada beberapa orang disekitar Haizhu Square, celakanya, tidak ada yang bisa berbahasa Inggris sedikitpun. Mereka tidak bisa membaca tulisan alphabet selain tulisan mandarin. Bahkan supir taksipun tidak mengerti. Kami memutuskan untuk berjalan sedikit ke arah keramaian, berharap akan ada orang yang bisa mengerti bahasa Inggris.

Berbelas-belas, bahkan berpuluh-puluh orang sudah aku tanyakan, tapi tidak ada satupun yang tahu dan mengerti. Aku sudah melihat raut wajah kelelahan dari orangtuaku. Aku masih berusaha untuk bertanya. Akhirnya ayahku ikut membantuku bertanya kepada orang yang lalu lalang. Ada seorang lelaki sekitar umur 25 tahun yang akhirnya membantu kami. Awalnya ia terlihat buru-buru dan menolak untuk ditanya, tapi tak lama kemudian ia kembali ke arah kami dan membantu kami walaupun kami tidak bisa saling berkomunikasi karena keterbatasan bahasa.

Ia menggunakan handphonenya untuk mencari peta hotel yang kami tuju, tapi ia masih ragu dan mencoba menghubungi beberapa kawannya. Setelah cukup lama menunggu akhirnya ia mendapatkan petunjuk dari salah satu kawannya, iapun memandu kami berjalan kaki menuju hotel. Bahkan ia membantu membawakan bawaan ayah dan ibuku.

Setelah berjalan cukup jauh, kami akhirnya sampai didepan hotel tersebut. Kami berterimakasih banyak terhadap laki-laki itu, ia sungguh terlihat seperti malaikat yang muncul didalam kesulitan bagi kami. Kami merebahkan tubuh diatas kasur setelah berjam-jam tersasar diGuangzhou. Tidur dan makan menjadi pilihan yang sangat tepat bagi kami saat itu.

Sekitar pukul 7 malam, energi kami mulai terkumpul lagi. walaupun kaki ini masih terasa sangat pegal, kami tetap memaksakan diri untuk tetap keluar. Karena tersasar yang cukup lama tadi, rencana yang sudah aku susun hari ini jadi gagal total. Seharusnya kami pergi ke Shamian island hari ini, tapi kami mengurungkan niat karena sudah sangat lelah.

Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Pearl River, salah satu ikon kota Guangzhou yang terdapat cukup dekat dari hotel kami. Sungai Pearl River ini sangat bagus untuk dinikmati pada malam hari. Jembatan yang lampunya warna-warni dan berganti ganti warna setiap beberapa menit sangat eye catching bagiku. Kami berfoto foto dan duduk dipinggiran sungai pearl river yang menyediakan jalanan juga tempat duduk untuk para pejalan kaki dan sepeda. Angin malam yang sejuk menambah keindahan Pearl River malam itu.

17 Mei 2014

Pagi yang cerah di Kota Guangzhou! Kami berniat untuk pergi ke kawasan perbelanjaan Beijing Lu dan Shamian island, salah satu tujuan wisata yang terkenal di Guangzhou. Aku memandangi kota ini dari balik jendela bus. Kota ini sungguh teratur, menurutku. Semua warga kota ini nampaknya juga patut terhadap aturan-aturan kota mulai dari hal kecil. Terbukti dari tidak adanya sampah yang berserakan dijalanan. Tidak ada. Sedetail apapun, kalian hanya akan menemukan dedaunan yang baru saja gugur dari pohonnya.

Orang yang menyebrang tepat pada waktunya. Tidak ada kemacetan akibat angkutan yang mengetem, dan lain lain. Hal hal tersebut yang membuatku jatuh cinta terhadap kota ini. Aku menarik kesimpulan bahwa sebuah kota atau negara tentunya akan bisa teratur dan maju jika dimulai dari warga negara itu tersebut. Aku berharap suatu saat kota dan negaraku bisa maju dan teratur seperti ini.

Kembali lagi ke tujuan wisataku. Kali ini aku tidak begitu banyak tersasar karena petunjuk yang aku dapatkan sudah cukup jelas. Ibuku juga menyuruhku meminta bantuan resepsionis hotel untuk menuliskan tulisan mandarin untuk beberapa tujuan yang akan kami datangi agar memudahkan kami untuk bertanya. And it works. Kami berhasil mengunjungi Beijing Lu dan Shamian Island, puas berfoto-foto dan berbelanja pastinya. Hari yang sangat menyenangkan!

 

18 Mei 2014

Dengan berat hati aku harus meninggalkan kota Guangzhou ini. Perjalanan harus terus berlanjut! Hari ini kami harus melanjutkan tujuan ke Shenzhen, salah satu kota diChina yang juga sering jadi tujuan wisata para pelancong. Kami kembali menaiki metro Guangzhou menuju kota Shenzhen. Aku menghabiskan waktu perjalanan untuk tidur. Dan tidur.

Tidak terasa kami sudah sampai di kota Shenzhen. Harapanku untuk tidak tersasar lagi tentunya sangatlah besar. Namun mengingat kejadian yang terjadi di Guangzhou, entah kenapa firasatku mengatakan kami akan tersasar lagi. Dan hal itu benar benar terjadi. Kali ini kami harus mencari hotel kami lagi, berputar-putar, bertanya kepada banyak orang, dan… sama. Tidak banyak yang mengerti apa yang kami tanya dan tunjukkan. Padahal aku sudah menunjukkan foto hotel yang ingin kami tuju.

Aku menghela nafas. Melihat kedua orangtuaku kelelahan tentu bukanlah pemandangan yang mengenakan bagiku. Setelah mengisi perut disalah satu restoran cepat saji, kami kembali melanjutkan perjalanan. Dan akhirnya, dengan penuh perjuangan, kami berhasil menemukan hotel yang kami tuju! Malam itupun kami habiskan untuk berkeliling di pusat perbelanjaan disekitar hotel kami. Makan, dan berbelanja tentunya. J

19 Mei 2014

Hari ini tujuan kami adalah Window of The World! 😀 Tujuan favorit para pelancong, pastinya. Tanpa tersasar, kami sampai di WOW dalam waktu kira kira setengah jam saja. WOW adalah tempat yang sangat menarik bagiku, tempat dan bangunan-bangunannya sangat terawat meskipun sudah berdiri selama 20 tahun.

Aku sangat senang bisa berfoto-foto diberbagai ikon seluruh dunia. Dan yang paling membuatku senang, aku bisa berfoto dengan background menara Eiffel! Walaupun replikanya, sih.. 😀 Tapi mengunjungi Window of the World bagaikan mengelilingi dunia selama sehari, sesuai dengan tujuan mereka membuat WOW ini.

Kami pulang setelah melihat pertunjukkan seperti parade dan opera yang ditampilkan sebelum waktu WOW tutup. Lalu kami menghabiskan malam untuk kembali berkeliling dan mengisi perut didaerah Dong Men.

 

20 Mei 2014

Waktu terasa bergitu cepat saat travelling! Tersisa satu hari lagi dan hari ini kami harus menyiapkan tenaga extra karena kami harus kembali ke Hongkong, pergi ke Macau, dan kembali ke Hongkong. Kenapa begitu mepet? Karena tersasar di Guangzhou dan Shenzhen membuat rencana awal tujuan yang sudah aku rancang bergeser begitu saja.

Hmm, walaupun begitu, aku tetap semangat karena ini malam terakhirku di Hongkong. Kami sampai diHongkong sekitar pukul 9 pagi dan langsung menaruh koper dan tas kami dihostel yang baru kami pesan kemarin malam. Lalu setelah mengisi perut, kami melanjutkan perjalanan menuju Macau menggunakan kapal!

Waktu yang dibutuhkan untuk pergi ke Macau dari Hongkong sekitar 45 menit. Aku tentu memanfaatkan waktu itu untuk tidur, hahaha. Dan sampailah kami di Macau. Macau merupakan kota kecil yang modern, menurutku. Banyak tulisan petunjuk dengan bahasa Portugis karena mereka adalah jajahan Portugis. Tidak perlu merogoh kocek yang banyak untuk transportasi diMacau, terdapat sangat banyak free shuttle bus untuk menuju wisata-wisata di Macau. Banyak juga warga setempat yang bisa bahasa Inggris sehingga tidak menyulitkan kami.

Perjalanan di Macau kami akhiri dengan berfoto-foto didepan salah satu tempat berjudi, Grand Lisboa. Kami sudah berkeliling mulai dari Venetian Hotel, Senado Square, St. Paul Church, dll. Cukup puas berkeliling dan kamipun kembali ke Hongkong untuk melihat Symphoni of Lights di Avenue Of Stars.

Sangat ramai, begitulah aku mendeskripsikan Avenue Of Stars malam itu. Walaupun begitu, aku tetap menikmati pemandangan berupa gedung gedung pencakar langit, kapal kapal yang berlalu lalang, dan tentunya pertunjukan Symphoni of Lights yang membuat aku berdecak kagum dengan sorotan sorotan lampu yang menarik.

Malam itupun kami habiskan diLadies market untuk kembali berburu barang murah dan mengisi perut yang sudah lapar sejak tadi.

21 Mei 2014

Hmm.. Berat rasanya harus mengakhiri perjalanan ini. Banyak sekali pelajaran yang bisa aku ambil selama 8 hari ini. Tidak sering aku bertengkar dengan ibuku saat aku salah jalan, dan lain lain. Tapi aku mendapatkan pengalaman yang begitu menyenangkan, bisa menjadi tour guide amatiran bagi keluargaku. Aku juga akhirnya bisa menginjakkan kaki di Disneyland. Bisa merasakan angin malam yang sejuk dipinggir sungai Pearl River. Bisa merasakan rasanya keliling dunia selama satu hari di Window of the World. Bisa melihat indahnya Symphoni of Lights di Avenue of Stars, dan lain sebagainya.

Aku selalu cinta travelling, membuat aku ingin melangkahkan kaki lagi diperjalanan-perjalanan selanjutnya. Aku juga sangat berterimakasih kepada orangtuaku yang sudah bekerja keras demi memberikan kesempatan padaku untuk travelling & melihat indahnya negeri negeri ciptaan Tuhan diluar sana.

 

Penulis

Indira Anditasarii

Twitter: @Dirwey