Home Mau ke Mana?DestinasiMancanegara Kuliner Sarawak: Perpaduan Tradisi, Budaya, dan Kelezatan yang Menggoda

Kuliner Sarawak: Perpaduan Tradisi, Budaya, dan Kelezatan yang Menggoda

oleh B Adi Yuwono

Sarawak, permata hijau yang tersembunyi di Pulau Borneo, menawarkan perjalanan kuliner yang kaya rasa dan budaya. Setiap sudut wilayah bagian Malaysia ini menghadirkan hidangan khas mencerminkan keberagaman etnisnya, dari Laksa Sarawak yang menggoda hingga Manok Pansoh, ayam yang dimasak dalam bambu dengan cita rasa khas suku Dayak.

Eksplorasi kuliner di Pulau Borneo tersebut tak sekadar soal mencicipi makanan, tetapi juga memahami kisah dan tradisi yang menghidupkan setiap sajian.

Di balik cita rasa lezatnya, kuliner Sarawak adalah cerminan dari warisan budaya yang telah berkembang selama berabad-abad. Resep-resep khas suku Pribumi berpadu dengan pengaruh Melayu, China, dan Dayak, menciptakan simfoni rasa yang unik.

Berjalanlah di pasar tradisional yang semarak, di mana aroma rempah menguar di udara, atau nikmati pengalaman bersantap di restoran inovatif yang menghadirkan interpretasi modern dari hidangan klasik.

Setiap santapan di Sarawak adalah pintu menuju petualangan baru— pengalaman yang menghubungkan kita dengan akar budaya yang kaya dan keberagaman yang menawan. Dari jajanan kaki lima hingga hidangan mewah di restoran berbintang, setiap sajian membawa cerita tentang masyarakat dan alamnya.

Jadi, bersiaplah untuk menjelajahi kelezatan yang tak terlupakan di jantung Borneo ini, di mana setiap suapan adalah cerminan dari hati dan jiwa Sarawak yang sesungguhnya.

Kolo Mee

Kuliner Sarawak

Kolo Mee

Kolo Mee merupakan salah satu hidangan khas Sarawak yang tak hanya menggoda selera, tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya kuliner di wilayah ini. Mi telur kering yang kenyal menjadi bintang utama, dipadukan dengan kombinasi gurih dari daging panggang atau cincang, bawang merah, dan bawang goreng.

Perpaduan bumbu dan saus ikan memberikan cita rasa khas yang semakin menguatkan kelezatan hidangan ini. Nama Kolo Mee sendiri berasal dari frasa Kanton “gon lo”, yang berarti “campuran kering”, menggambarkan mi yang disajikan dengan saus ringan tanpa lemak babi. Tak hanya versi tradisional, hidangan ini juga hadir dalam varian halal, di mana daging babi digantikan dengan ayam tanpa mengurangi kelezatannya.

Mie ini sering disajikan dengan tambahan wonton yang baru dimasak, bakso ikan, atau sayuran sebagai pelengkap yang memperkaya tekstur dan rasa. Biasanya, semangkuk Kolo Mee disandingkan dengan sup hangat dan kecap asin di sampingnya.

Tempat-tempat yang direkomendasikan untuk menikmati kelezatan tersebut di antaranya Laila Inn Cafe, Sainah Cafe (halal), dan Bujang Lelang Café.

Laksa Sarawak

Kuliner Sarawak

Laksa Sarawak

Laksa Sarawak juga menjadi salah satu ikon kuliner di tanah Borneo yang menawarkan perpaduan rasa yang kaya dan menggugah selera. Kuahnya yang khas merupakan kombinasi sempurna dari rempah-rempah seperti kunyit, serai, lengkuas, cabai, dan terasi, yang kemudian dipadukan dengan santan untuk menciptakan tekstur creamy dan aroma menggoda.

Hidangan ini disajikan dengan bihun tipis yang lembut dan diperkaya dengan topping ayam suwir, udang segar, serta tauge. Sentuhan akhir berupa irisan telur dadar, daun ketumbar, dan perasan jeruk limau semakin melengkapi kesegaran rasa Laksa Sarawak.

Laksa Sarawak biasanya disajikan dengan sambal (pasta cabai) dan acar sayuran untuk menambah rasa pedas dan gurih, berbeda dengan laksa sejenis seperti Laksa Penang atau Laksa Lemak karena perpaduan unik antara kuah pedas dan lembut. 

Beberapa tempat yang terkenal menyajikan Laksa Sarawak autentik adalah Aunty Goh’s Laksa Restaurant, 126 Laksa, Laksa Dewi Cafe, dan Mom’s Laksa Café di Kuching.

Ayam Pansuh

Kuliner Sarawak

Ayam pansuh.

Tak hanya itu, beberapa variasi juga menambahkan jamur atau bawang bombay untuk memperkaya tekstur dan rasa. Keistimewaan Ayam Pansuh terletak pada metode memasaknya yang menggunakan tabung bambu sebagai wadah, lalu dipanggang di atas api terbuka atau dalam oven. Proses ini menghasilkan rasa berasap yang khas dan menjaga kelembutan serta kelezatannya.

Ayam Pansuh juga memiliki makna budaya yang mendalam bagi masyarakat Dayak. Hidangan ini sering disajikan dalam acara sosial, perayaan adat, atau pertemuan keluarga sebagai simbol kebersamaan dan tradisi turun-temurun. Beberapa tempat yang direkomendasikan untuk menikmati sajian ini antara lain Restoran Lepau, The Lamin, dan Schatz Kitchen Miri.

Sago Linut

Kuliner Sarawak

Sago Linut.

Sago Linut atau Sagu Linut merupakan salah satu kuliner khas masyarakat Dayak yang menawarkan pengalaman makan yang unik dan berbeda dari hidangan pokok lainnya. Sebagai bagian penting dari warisan kuliner suku Dayak, hidangan ini kerap hadir dalam acara tradisional dan perayaan adat.

Terbuat dari pati sagu yang diekstrak dari pohon sagu, Sago Linut memiliki tekstur kental, lengket, dan sedikit kenyal, menyerupai agar-agar. Meski memiliki rasa yang cenderung hambar, keunikan Sago Linut justru terletak pada kemampuannya menyerap berbagai bumbu dan lauk, menjadikannya pasangan ideal untuk hidangan bercita rasa kuat.

Kombinasi yang menggoda bisa diciptakan dengan semur daging berbumbu pekat, sambal pedas yang menggugah selera, atau kuah kental yang diolah dari daging maupun makanan laut. Cara menyantapnya pun unik, biasanya dengan menggunakan sumpit atau tangan, di mana potongan Sago Linut dicelupkan ke dalam saus atau lauk sebelum dinikmati.

Tempat-tempat terkenal untuk mencicipi Sago Linut di antaranya My Village Barok Bistro Restaurant, Tunok Seafood , dan Roti Mok by Mira Cake House di Kuching.

Nasi Aruk

Kuliner Sarawak

Nasi Aruk

Nasi Aruk adalah hidangan khas Sarawak yang digemari suku Iban, Bidayuh, dan Orang Ulu. Keunikan nasi ini terletak pada proses memasaknya yang tanpa minyak atau lemak. Nama Aruk sendiri berarti “hangus” dalam dialek Melayu Sarawak.

Nasi ini biasanya dicampur dengan ikan teri, bunga jahe liar (jahe obor), daun kunyit, dan cabai rawit untuk cita rasa gurih pedas. Hidangan ini semakin nikmat saat disajikan dengan ikan panggang, sayuran segar seperti ulam dan mentimun, serta sambal pedas.

Nasi Aruk mencerminkan budaya kebersamaan masyarakat Sarawak. Hidangan ini sering disiapkan dalam jumlah besar untuk dibagikan kepada keluarga atau komunitas. Bagi yang ingin mencicipi Nasi Aruk autentik, beberapa tempat yang direkomendasikan di antaranya Wayna Cafe, Lepau Restaurant , dan Rumah Hijau Cafe di Kuching.

Nasi Goreng Dabai

Kuliner Sarawak

Nasi Goreng Dabai.

Nasi Goreng Dabai adalah sajian khas Sarawak yang menawarkan cita rasa unik berkat penggunaan buah dabai, yang sering disebut sebagai “zaitun hitam Borneo”. Sebelum dicampurkan dengan nasi goreng, dabai direndam hingga lunak, menghasilkan perpaduan rasa asam, manis, dan gurih yang khas.

Proses memasaknya sederhana tetapi menghasilkan hidangan yang kaya rasa, terutama ketika dipadukan dengan berbagai protein seperti ayam, udang, atau telur. Tak hanya itu, tambahan tumis sayuran dan rempah-rempah khas semakin memperkaya rasa nasi goreng ini, menjadikannya pilihan favorit bagi pencinta kuliner lokal maupun wisatawan.

Keistimewaan Nasi Goreng Dabai juga terletak pada keseimbangan rasa pedas lembut yang dipadukan dengan gurih dan sedikit tajam. Hidangan ini biasanya disajikan dengan taburan bawang goreng, sambal, serta sayuran segar atau acar yang menyegarkan. Bagi yang ingin mencicipi kelezatannya, Mom’s Laksa Cafe dan Kak Bedah Cafe di Kuching dapat dijadikan pilihan tepat.

Umai

Kuliner Sarawak

Umai.

Umai adalah hidangan khas Sarawak yang menampilkan kesegaran ikan mentah yang diolah secara tradisional oleh suku Dayak dan Melanau. Hidangan ini dibuat dengan ikan tenggiri yang diiris tipis dan direndam dalam air jeruk nipis, yang secara alami “memasak” ikan dengan keasamannya.

Rasa Umai yang segar semakin kaya dengan tambahan bawang bombay, cabai, dan tomat, serta bumbu seperti garam, gula, kecap asin, atau kecap ikan. Umai biasanya disajikan dingin dan disantap bersama nasi atau sebagai hidangan pendamping.

Bagi pencinta kuliner yang ingin mencicipi kenikmatan hidangan ini dapat mengunjungi The Lamin, Dapur Melanau, dan Abu Umai Segar di Kuching dan Mukah.

Kue Lapis

Kuliner Sarawak

Kue Lapis.

Kek Lapis atau Kue Lapis Sarawak adalah sajian khas yang terkenal dengan lapisan warna-warni dan kaya rasa. Muncul pada tahun 1980-an, kue ini menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai perayaan seperti Idul Fitri, Tahun Baru Imlek, dan pernikahan.

Dibuat dari campuran mentega, telur, gula, dan tepung, setiap lapisan tipisnya dipanggang satu per satu dengan teliti. Pewarna makanan serta perasa seperti vanila, cokelat, atau rempah-rempah ditambahkan untuk memperkaya rasa dan tampilan, menciptakan kue yang tak hanya lezat tetapi juga memikat.

Proses pembuatan Kue Lapis Sarawak membutuhkan kesabaran dan keterampilan tinggi untuk memastikan lapisan-lapisannya tetap konsisten dan sempurna. Teksturnya lembut dengan rasa bermentega yang khas, menjadikannya camilan yang digemari banyak orang.

Tempat-tempat terbaik untuk mencicipi sajian lezat ini di antaranya Kek Lapis Mama Su, Kek Lapis Warisan , dan Kuih Lapis Sarawak di Mira Cake House di Kuching.

Mee Jawa Rabak

Kuliner Sarawak

Mee Jawa Rabak

Mee Jawa Rabak adalah salah satu hidangan mi khas Sarawak yang dikenal dengan kuahnya yang kental dan bercita rasa gurih manis. Hidangan ini sering disajikan dalam acara keluarga atau perayaan khusus.

Mi yang digunakan biasanya adalah mi telur atau mi kuning, yang dimasak dengan kuah berbumbu rempah-rempah, asam jawa, dan kecap asin. Untuk melengkapi kelezatannya, hidangan ini diberi tambahan daging sapi, ayam, atau udang, serta sayuran seperti tauge dan kentang.

Selain teksturnya yang lembut, keistimewaan Mee Jawa Rabak terletak pada aroma rempah-rempahnya yang kuat. Biasanya disajikan panas dan dihiasi dengan rempah segar atau sambal sebagai pelengkap. Hidangan ini dapat dinikmati di beberapa tempat populer seperti Fauziah Family Cafe, Makan Kaw Kaw Restaurant, serta Mee Jawa & Sate Rabak di Kuching dan Bintulu.

Paku dan Midin

Kuliner Sarawak

Paku dan Midin

Paku dan Midin adalah dua jenis sayuran pakis yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner Sarawak. Paku, atau Paku Pakis, memiliki tekstur renyah dan biasanya dimasak dengan cara ditumis bersama bawang putih, cabai, serta bumbu lainnya. Paku juga sering diolah menjadi sup atau salad.

Selain rasanya yang lezat, Paku juga kaya akan nutrisi, terutama zat besi dan vitamin C, yang baik untuk kesehatan.

Sementara itu, Midin adalah pakis liar khas Sarawak yang terkenal dengan bentuk daunnya yang keriting dan rasanya yang sedikit asam dengan sentuhan pedas. Midin biasanya ditumis dengan bawang putih, cabai, terasi, atau kecap.

Tidak hanya lezat, Midin juga mengandung banyak vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh. Untuk mencicipi hidangan khas ini, beberapa tempat terbaik yang bisa dikunjungi adalah Rock Road Seafood Restaurant, Topspot Food Court, dan Sin Soon Lee Seafood di Kuching.

Pancake Tiram

Kuliner Sarawak

Pancake Tiram.

Pancake Tiram merupakan  hidangan jalanan populer di Sarawak yang menghadirkan perpaduan unik antara kerenyahan dan cita rasa laut yang segar. Hidangan ini dibuat dengan mencampurkan tiram segar berukuran kecil ke dalam adonan berbasis tepung, air, dan telur. Adonan tersebut kemudian dibumbui dengan garam, merica, serta kecap asin untuk memperkaya rasa.

Beberapa variasi juga menambahkan daun bawang cincang atau sayuran lokal sebelum adonan dimasak di atas wajan panas yang telah diminyaki. Kelezatan Pancake Tiram semakin lengkap dengan tambahan saus cocol khas, seperti saus cabai atau kecap asin pedas, yang memberikan sentuhan rasa lebih tajam.

Hidangan ini sering dijadikan camilan atau makanan pembuka yang cocok untuk dinikmati kapan saja. Bagi pencinta kuliner yang ingin mencicipi Pancake Tiram autentik, beberapa tempat terbaik yang direkomendasikan adalah Topspot Food Court dan Restoran ADM di Kuching.

Kerang Bambu

Kuliner Sarawak

Kerang Bambu.

Kerang Bambu, atau dikenal sebagai ‘Lui Cha’ atau ‘Sipit’, merupakan salah satu hidangan laut khas Sarawak yang banyak digemari karena teksturnya yang lembut. Sebelum dimasak, kerang bambu dibersihkan dengan baik untuk menghilangkan pasir dan kotoran. Hidangan ini menjadi favorit baik di restoran maupun dapur rumah.

Cara memasak kerang bambu cukup beragam, mulai dari dipanggang, dikukus, hingga ditumis dengan bawang putih, jahe, dan kecap untuk memperkaya rasa alaminya yang sedikit manis. Tak jarang, kerang ini juga dimasukkan ke dalam sup atau semur, menciptakan hidangan yang hangat dan menggugah selera.

Disajikan sebagai makanan pembuka atau hidangan utama, kerang bambu sering kali ditemani saus cocolan yang menambah kedalaman rasa. Selain lezat, hidangan ini juga kaya akan protein, mineral, dan vitamin yang baik untuk kesehatan. Bagi yang ingin mencicipi kelezatan Kerang Bambu autentik, beberapa tempat terbaik di Kuching yang direkomendasikan antara lain Topspot Food Court, Tunok Seafood di Eden Food Court, dan Sin Soon Lee Seafood.

Artikel yang mungkin kamu suka