Menginjakkan kaki di Kuching, ibu kota Sarawak, Malaysia, yang memesona, bak membuka buku penuh kisah tentang budaya, sejarah, dan keindahan alam yang harmonis.
Selama empat hari tiga malam, perjalanan penuh makna ini akan membawa Anda menjelajahi kota yang hidup tetapi tetap menyimpan ketenangan, menggabungkan pengalaman kuliner, eksplorasi budaya, hingga wisata alam yang menakjubkan.
Bersiaplah untuk merasakan perpaduan sempurna antara tradisi dan modernitas yang menjadikan Kuching sebagai destinasi istimewa di Borneo.
Hari Pertama: Menyatu dengan alam dan cita rasa lokal

Pantai Pandan Kecil.
Petualangan dimulai dengan mengunjungi Taman Nasional Bako, tempat keajaiban alam tersaji dalam bentuk hutan hujan tropis, rawa bakau, serta pantai berpasir putih.
Di sini, kita bisa bertemu langsung dengan monyet bekantan yang langka, menjelajahi jalur trekking dengan panorama eksotis, hingga menyaksikan formasi batuan unik di Pantai Pandan Kecil.

Topspot Food Court.
Menjelang malam, saatnya menikmati hidangan laut segar di Topspot Food Court, tempat kuliner legendaris yang menawarkan pengalaman bersantap di rooftop dengan pemandangan indah Kuching. Hiruk-pikuk suasana malam yang penuh kehangatan di sini akan membuat pengalaman kuliner semakin berkesan.
Hari Kedua: Mendalami warisan budaya Sarawak

Mee Jawa Rabak.
Pagi hari diawali dengan sarapan khas di Mee Jawa Rabak, di mana mi kenyal berpadu dengan kuah gurih yang menggugah selera.
Setelah itu, perjalanan berlanjut ke Desa Budaya Sarawak, sebuah museum hidup yang memungkinkan Anda mengenal lebih dekat kehidupan masyarakat adat Sarawak. Dari rumah panjang Orang Ulu hingga rumah tinggi Melanau, setiap sudutnya menyimpan cerita unik tentang berbagai kelompok etnis di Sarawak.

Kampung Budaya Sarawak.
Di sana, Anda juga bisa menyaksikan pertunjukan musik Sapelele, alat musik khas suku Kenyah dan Kayan, serta mengagumi keindahan Pua Kumbu, kain tenun tradisional suku Iban. Jangan lewatkan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan penduduk asli yang dengan senang hati berbagi cerita tentang tradisi mereka.

Penduduk asli suku Iban.
Sore harinya, berjalan-jalanlah di Jalan Main Bazaar , kawasan bersejarah yang cocok untuk berbelanja souvenir. Telusuri toko-toko antik setempat atau beli kerajinan tangan serta souvenir unik sambil mengagumi arsitektur era kolonial.

Suasana Jalan Main Bazaar.
Saat matahari terbenam, ikuti Sarawak River Cruiseuntuk menjelajahi Kuching melalui sudut pandang yang berbeda. Nikmati pemandangan monumen-monumen terkemuka seperti Astana, Fort Margherita, dan Gedung Majelis Legislatif Negara Bagian, yang tampak memukau di malam hari.

Sarawak River Cruise.
Lengkapi hari Anda dengan makan malam di Mom’s Laksa, yang terkenal karena menyajikan salah satu jenis Laksa Sarawak yang disukai di Kuching. Nikmati kuah yang segar dan pedas dengan udang segar, ayam, dan bihun dalam suasana lokal yang menyenangkan.

Laksa Sarawak.
Menutup hari, kunjungi Jalan Main Bazaar, pusat souvenir dan kerajinan tangan lokal. Kita bisa menemukan berbagai barang khas seperti ukiran kayu, manik-manik warna-warni, serta tekstil tenun Sarawak yang indah.

Kerajinan tangan lokal.
Hari Ketiga: Menjelajahi landmark ikonik dan keindahan Sungai Sarawak
Hari ketiga dimulai dengan menikmati Mee Kolok di Laila Cafe, hidangan khas Sarawak yang terkenal dengan mi kenyal dan cita rasa gurihnya. Setelah sarapan, kunjungi Monumen Kucing, simbol kota yang ikonik dan menjadi spot foto favorit wisatawan.

Mee Kolok.
Perjalanan dilanjutkan ke Kuil Tua Pek Kong, salah satu kuil Tionghoa tertua di Kuching yang menawarkan arsitektur indah dan atmosfer spiritual yang menenangkan. Selanjutnya, eksplorasi sejarah dan budaya berlanjut di Museum Budaya Borneo, tempat berbagai koleksi tentang sejarah, seni, dan kehidupan masyarakat Borneo tersaji dengan interaktif.

Borneo Cultures Museum.
Sore harinya, nikmati suasana santai di Kuching Waterfront, kawasan tepi sungai yang ramai dengan aktivitas hiburan dan pemandangan menakjubkan. Saat senja tiba, seberangi Jambatan Darul Hana, jembatan ikonik yang menyajikan panorama spektakuler Kuching di malam hari.

Jambatan Darul Hana.
Akhiri malam dengan santap malam di My Village Barok, restoran bernuansa tradisional yang menyajikan hidangan autentik Melayu seperti Ayam Pansuh, ayam yang dimasak dalam bambu dengan cita rasa yang khas.

Ayam pansuh.
Hari Keempat: Menutup perjalanan dengan sentuhan tradisi lokal
Hari terakhir di Kuching diawali dengan kunjungan ke Pasar Satok, tempat terbaik untuk merasakan kehidupan lokal. Di sini, kita bisa berburu aneka hasil bumi segar, makanan khas, hingga kerajinan tangan sebagai buah tangan.

Hasil bumi segar di Pasar Satok.
Sebelum meninggalkan Kuching, sempatkan diri untuk belajar membuat Kek Lapis Sarawak di Kek Lapis Warisan.

Kue lapis.
Dalam sesi interaktif ini, kita bisa mencoba berbagai rasa khas serta membawa pulang kue lapis buatan sendiri sebagai kenang-kenangan manis dari Kuching.