Home Lomba Blog KTF 2015 Keluargaku, Tim Liburanku

Keluargaku, Tim Liburanku

oleh

Mayoritas liburanku dilakukan bersama keluarga. Hampir semuanya malah. Bapak, Ibu, dan 3 adik perempuanku sudah seperti tim dalam setiap perjalanan yang dilakukan. Bagian perencanaan liburan dilakukan oleh Ibu sesuai kesepakatan bersama. Ia begitu bersemangat untuk urusan perencanaan rute dan sumber pendanaan, sampai-sampai kita sudah tahu destinasi liburan kita 2 tahun mendatang. Bapak biasanya kebagian urusan pembayaran, booking tiket, dan jika melakukan perjalanan darat, sudah pasti beliau yang menyetir. Ia adalah supir tunggal tanpa tangdem. Itulah hal keren darinya.  Aku selalu diminta untuk packing baju sekeluarga. Bukan hal yang mudah karena 5 dari 6 orang anggota kami adalah perempuan, yang memiliki selera pakaian yang berbeda. Untuk menyiasatinya, biasanya kami selalu memakai baju dengan tema atau warna yang sama.  Jadi jangan heran kalau melihat foto-foto liburan kami, perhatian anda langsung tertuju pada warna baju yang dikenakan. Seksi konsumsi dijabat oleh adik pertamaku, Nisa. Ia harus memastikan adanya makanan dan minuman yang cukup selama sekian hari perjalanan.  Tugas yang berbeda diemban oleh adik keduaku, Nadia. Ia termasuk ke dalam tim perencanaan bersama Ibu karena ialah yang biasanya melakukan pencarian informasi terkait tujuan wisata. Mulai dari harga pesawat, harga penginapan, informasi objek wisata, hingga detil-detil lainnya yang perlu diketahui. Nah, adik bungsuku, Naura, juga tidak ketinggalan mendapat amanat. Jabatan khusus titelnya. Intinya ia bertugas agar tidak mengganggu proses perencanaan, packing, dan aktivitas liburan. Jadi, ia boleh mengajak boneka-bonekanya turut serta supaya ia punya teman yang bisa ia ‘ganggu’.

Kalau ditanya apa sih asyiknya liburan sekeluarga, aku akan jawab banyak! Pertama, kita dapat menikmati waktu kita dengan dihabiskan bersama orang-orang yang menyayangi kita, selagi kondisi masih memungkinkan. Belum tentu 5 tahun dari sekarang, kita bisa berlibur dengan orangtua, kakak, dan adik bukan? Jadi selagi bisa, lakukanlah! Kedua, paket liburan sekeluarga terkadang lebih murah mengingat jumlah orang yang banyak dan adanya kemungkinan potongan harga untuk anak kecil. Untuk urusan kamar, kita juga biasanya tidak keberatan untuk tidur bareng-bareng sekamar dengan keluarga , kalau budget kita pas-pasan. Ketiga, karena biasanya yang membiayai orangtua, jadi liburan bersama keluarga jauh dari kata ‘budget travel’ atau ‘backpacker’, yang artinya kita dapat menginap dan makan di tempat yang lebih nyaman.

Kebanyakan teman-temanku memang memilih untuk liburan bersama teman sebaya dengan minat yang sama karena alasan lebih dapat menikmati liburan tanpa memikirkan apakah anggota keluarganya menikmatinya juga. Selain itu, mereka juga dapat lebih bebas beraktivitas dan berekspresi tanpa pengawasan orangtua atau tugas mengawasi adik-adik. Sebenarnya masalah-masalah itu juga ada di keluargaku. Preferensi jenis liburan kami tidak selalu sama dan masing-masing dari kami ingin bisa bebas tugas. Jadi solusinya adalah kami selalu memilih destinasi yang bisa dinikmati seluruh anggota keluarga dan menetapkan pembagian tugas terlebih dahulu sebelum pergi berlibur, seperti yang sudah aku ceritakan sebelumnya. Contohnya, saat ingin trekking di gunung, Ibu akan memilih pilihan jalur trekking dengan waktu tempuh tersingkat atau nomor dua tersingkat agar adik paling kecil tidak capai dan minta digendong. Contoh lainnya adalah saat memilih tempat makan. Biasanya kami memilih tempat makan yang nyaman dan menyediakan menu yang sama-sama disukai anggota keluarga. Karena tidak semuanya bisa makan jenis makanan ‘ajaib’ di tempat yang ‘ajaib’ juga.

Sampai saat ini, keluarga kami sudah pernah mengunjungi 26 negara, termasuk 34 provinsi di Indonesia.  Bagi kami, liburan tidak hanya bisa dilakukan di saat liburan sekolah ataupun tanggal merah. Ibu selalu memanfaatkan akhir pekan dan hari kejepit untuk dapat diisi dengan pergi mengunjugi daerah baru. Memang kami jadi jarang ada di rumah. Tapi, dunia terlalu luas dan kami hanya memiliki sedikit waktu untuk dapat mengunjungi semua pelosoknya bersama-sama. Kami memiliki prinsip jika satu anggota keluarga pernah mengunjungi suatu daerah, anggota keluarga yang lain harus juga pernah mengunjungi daerah itu agar memiliki pengalaman yang sama. Oleh karena itu, kami ingin dapat pergi menjelajah bersama-sama, semaksimal mungkin, selagi kondisi masih memungkinkan.

 

Penulis

Nurul Idzni Lutfiputri

Twitter: @NurulNidzni

Artikel yang mungkin kamu suka