Home Lomba Blog KTF 2017 Jelajah Surga di Pesisir Timur Sumatra

Jelajah Surga di Pesisir Timur Sumatra

oleh

Pulau Belitung yang merupakan sebuah pulau di lepas pantai timur Sumatra hanya berjarak satu jam penerbangan dari Jakarta. Belitung mungkin tidak sepopuler Bali, tetapi Belitung adalah sebuah surga kecil yang tak boleh terlewatkan ketika mengunjungi Indonesia. Suasana sederhana menyambutku dan sahabat-sahabat sesampainya di Bandar Udara H.A.S. Hanandjoeddin. Bandar udaranya sangat kecil dan hanya melayani dua penerbangan dalam satu waktu, namun berperan sebagai bandar udara domestik utama untuk memasuki kawasan Belitung.

Perjalanan dimulai dengan mengunjungi kawasan Belitung Timur. Lokasi yang sangat populer disini adalah SD Muhammadiyah yang merupakan lokasi pembuatan film Laskar Pelangi. Bangunan sekolah yang kondisi fisiknya sangat memprihatinkan itu sesungguhnya adalah replika dari sekolah dasar tempat sang penulis, Andrea Hirata menimba ilmu. Merupakan sebuah pengalaman yang membuka mataku bahwa aku sangat bersyukur dilahirkan dan dibesarkan dengan pendidikan yang layak di kota besar, sementara masih ada anak-anak di bagian lain negaraku masih berjuang untuk mendapatkan pendidikan.

Tidak jauh dari SD Muhammadiyah, terdapat Museum Kata Andrea Hirata yang sangat unik dan inspiratif. Dikenal sebagai museum sastra pertama dan satu-satunya di Indonesia, setiap komponen dalam museum menampilkan gaya menulis Andrea Hirata. Desain penuh warna nan ceria di setiap sudutnya yang dihiasi beraneka tulisan dan gambar merepresentasikan pemikiran inspiratif Andrea Hirata dan kenangan masa kecilnya. Museum ini menunjukkan perjalanan dalam mencapai mimpinya dan mendedikasikan untuk kampung halamannya, Belitung. Aku belajar bahwa kesederhanaan dan ketekunan dapat mengantarkan seseorang untuk melakukan hal yang lebih besar, tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk orang lain.

Belitung seakan menyembunyikan keindahan alam yang dimiliki, hingga pesonanya ditampilkan secara sempurna dalam film Laskar Pelangi. Film tersebut berhasil membawa Belitung menjadi perhatian turis domestik dan internasional. Untuk menikmati pemandangan terbaik dari Pulau Belitung, kami menaiki kapal kecil untuk mengakses berbagai pulau kecil disana. Kapal bermula dari Pantai Tanjung Kelayang yang berlokasi di bagian barat laut. Suasana hangat sinar matahari, tenangnya hamparan pasir, dan hembusan sejuk angin laut seketika menyambut saat tiba di Pantai Tanjung Kelayang.

Salah satu pulau yang harus dikunjungi di Belitung adalah Pulau Lengkuas. Pulau ini memiliki sebuah mercusuar tua yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda. Mercusuar tersebut masih berdiri kokoh selama ratusan tahun dan berfungsi dengan baik. Kami membersihkan kaki, melepaskan alas kaki, dan menaiki tangga demi tangga untuk mencapai lantai 18. Semuanya layak diperjuangkan. Pemandangan dari puncak tertinggi mercusuar luar biasa indah! Aku dapat melihat pemandangan 360 derajat dari keseluruhan pulau dan laut. Berkesempatan melihat pemandangan seperti itu membuatku menyadari betapa Indonesia sangat diberkati dengan keindahan alam nan memukau. Aku sangatlah kecil di dunia yang besar ini, tetapi sudah menjadi tugasku untuk mencintai dan melindungi negaraku, Indonesia.

Dan tentu saja, belum lengkap tanpa mengunjungi Pantai Tanjung Tinggi, lokasi dimana sebagian besar adegan film Laskar Pelangi diambil. Pantai ini juga tidak kalah indah, dikelilingi hamparan pasir putih nan lembut, bebatuan granit raksasa, dan air laut biru jernih di sepanjang garis pantainya. Aku sangat bersyukur bisa menikmati langsung pemandangan yang menjadi latar belakang film yang mengharumkan nama Indonesia. Pantai Tanjung Tinggi merupakan tempat yang sempurna untuk menyegarkan jiwa, raga, dan pikiran sambil menikmati matahari senja bersamaan.

Keindahan Belitung tidak hanya berasal dari pantai terbaiknya. Dulunya Belitung adalah produsen kaolin terbesar di Indonesia. Kawasan wisata lain yang tak boleh terlewatkan adalah Danau Kaolin. Kaolin ditambang untuk membuat keramik, porselen, pasta gigi, dan kosmetik. Tidak ada lagi aktifitas penambangan yang tersisa disana. Namun, situs penambangan meninggalkan jejak lubang tanah putih yang bertransformasi menjadi sebuah danau yang memukau. Pantulan sinar matahari bertemu dengan air menciptakan warna biru-hijau nan indah, sangat kontras dengan warna putih di sekelilingnya. Di samping kenyataan bahwa situs penambangan telah ditinggalkan, tak dapat dipungkiri Danau Kaolin sungguh meningkatkan daya tarik Belitung.

Aku dan sahabat-sahabatku telah menciptakan kenangan indah bersama alam di Pulau Belitung. Belitung adalah tempat yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu jauh dari hiruk pikuk kota besar. Mengingat kembali memori perjalanan dan melihat hasil foto dengan pemandangan luar biasa tersebut, membuatku berpikir… Kemanapun aku pergi, rumahku adalah Indonesia!

Oleh : Lusiana

[gravityform id=”40″ title=”true” description=”false”]