Saat saya berencana traveling ke Jerman, entah mengapa saya tidak memilih Berlin sebagai tujuan utama, melainkan Munich atau orang Jerman menyebutnya dengan nama Munchen. Sebenarnya saya masih buta tentang kota satu ini. Pokoknya yang penting ke sana dulu, mau ke mananya bisa dipikirkan nanti. Perjalanan yang cukup panjang dari Amsterdam dengan bus (lagi) memungkinkan saya untuk menelusuri lebih banyak lagi tentang Munich lewat internet.
Setelah browsing-browsing, disebutkan dalam beberapa situs kalau di Munich ada salah satu destinasi di mana terdapat istana yang mengispirasi Disney dalam fairytale series-nya. Menarik! Namun, untuk pergi ke tempat ini harus menempuh jarak paling cepat sekitar 2 jam dengan kereta dan setelah sampai harus trekking sedikit. Okelah.
Awalnya agak bingung bagaimana caranya ke sana kalau sendirian. Untungnya di hostel saya nemu brosur yang menyediakan beberapa tur ke tempat-tempat wisata, termasuk ke tempat istana negeri dongeng ini. Besoknya sekitar pukul 8:30 pagi saya langsung bergegas ke tempat meeting point, karena turnya dimulai pukul 9 pagi. Sampai di sana, ternyata lumayan banyak turis yang tertarik dengan tur ini, jadilah peserta tur dibagi menjadi dua grup: grup Spanish speaking dan English speaking. Ya, memang cukup banyak turis berbahasa Spanyol di Eropa dan mereka tidak terlalu fasih berbahasa Inggris.
Setelah kurang lebih 2 jam perjalanan kereta, tibalah kami di Füssen. Walaupun sedang spring, tapi cuaca masih berawan dengan temperatur dingin yang bikin tangan dan muka beku. Namun, terbayar dengan pemandangan yang spektakuler indahnya. Tur guide kami yang orang Irlandia menjelaskan bahwa istana ini dibangun oleh Raja Ludwing II yang mencintai seni dan keindahan, dan beliau sangat ingin membangun sebuah istana yang indah. Bisa dibilang Raja Ludwig II ini raja Bayern yang paling nyentrik kala itu.
Jalur trekking-nya ternyata tidak sesulit yang saya bayangkan. Jalannya sudah bagus walau dengan tergopoh-gopoh saya berjalan bareng orang-orang bule yang tinggi dan berkaki panjang. Dan sampailah saya di jembatan tempat melihat istana ini yang terkenal dengan nama Neuschwanstein Castle atau The Faiytale Castle. “Wow, bagus banget!” gak berhenti saya menyebutkan kalimat itu. Kagum, istana yang dibangun pada abad ke-19 ini masih terawat dengan baik dan dijadikan salah satu sumber penghasilan wisata utama. Hebat.
Selain istana utama ini, ada juga istana yang lebih kecil yang dulunya digunakan sang Raja untuk tinggal sementara sambil mengecek pengerjaan istana ini. Walau lebih kecil, tapi tidak kalah indahnya. Kalau saja cuaca tidak sebegitu dinginnya saya pasti betah diam di sana mandangin istana ini sambil berkhayal nyanyi-nyanyi ala Pangeran yang mencari sang Putri untuk memadu kasih. Hahaha.
Uniknya, masih ada beberapa bagian dari istana ini yang belum selesai dibangun. Kata tur guide saya, istana ini memang belum selesai hingga Raja Ludwig II meninggal. Yang saya sesali, saya tidak masuk ke dalam Neuschwanstein Castle ini karena satu dan lain hal. Untuk masuk ke dalam istana harus bayar seharga 12 Euro. Namun tidak masalah, itu akan menjadi alasan saya untuk kembali jalan-jalan ke istana negeri dongeng ini suatu hari nanti.
Oleh : I Wayan Susada Arimbawa
Silakan login/daftar akun kompas.id untuk dapat melakukan voting