Pukul 14.00 (Menikmati sisa energi)
Angkot kami berhenti dilampu merah. Seorang pengamen masuk kedalam angkot dan menyanyikan lagu dalam bahasa Sunda. Aku yang tidak mengerti namun tetap menikmati iramanya. Ditengah hiruk pikuknya kendaraan, aku berfokus pada kamera menangkap view yang menyadarkanku bahwa kami sedang berada persis didepan Istana Bogor. Secepat kilat aku mengambil gambar seadanya, walaupun yang terekam hanya rusa-rusa didepan taman.
Hahaaa… Aku tersenyum legah, cerdas-cerdas sekali. Kreatif dikala sempit. Talas Bogor segera merayap kedalam perut.
Perut kembali memanggil. Kulirik jam tangan yang kabur lembab karena hujan, pukul 17.00 WIB. Namun giliran arus arah kami masih belum terbuka. “za, pada laper ga?” tanya Hana menepuk bahuku. “banget Han, tapi harga makanan di restoran ini, nyelekit Han, sakit dengernya.” Rintihku. “yaudah kita beli nasinya aja, kita kan bawa lauk.” ide Hana cemerlang dan secepat kilat aku mengangguk. Kami segera mengeluarkan segala macam lauk-pauk dan membeli 3 bungkus nasi untuk dimakan ber-8. Bungkus nasi ditumpuk menjadi panjang. Lauk-pauknya dicampur aduk layaknya anak asrama. Aku menyeletuk “Guys, sadar ga sih, semua yang kita makan ini karbo. Makan nasi lauknya mie sama kentang”. Mereka semua tertawa namun “lapar” adalah lauk yang paling enak. Aihhh lengkap sekali. Makin terasa peteluang sejati! Disaat fokus dengan makanan, Jreng!!! suasana menjadi gelap gulita. Hah lampu mati! apa boleh buat…. gelapnya keadaan tidak bisa mengalahkan rasa lapar.
“Terakhir… teraakhirrr…!!!” teriak sopir. Semua penumpang pun terbangun.
Satu jam mendaki… Well Done Seperti yang pernah kubaca dikoran bukit ini akan bersanding dengan Borobudur sebagai bakal keajaiban dunia… Terhampar 3 relief reruntuhan candi peninggalan kerajaan diatas bukit. Indaaahhh sekali dihiasi Sunrise….
Luar biasa peradaban manusia khususnya Penduduk Nusantara dizaman Dahulu
Terbayar sudah semua perjuangan kami. Happy Ending tim ransel dan koper bersatu diatas Bukit Gunung Padang
Sungguh seru dan menyenangkan sekali karena inti dari wisata adalah perjalanan. Disanalah kita mengenal sifat dan watak teman. Mengenal alam sebagai Kebesaran TUHAN!