Home Kabar KTF 2015 Eksplorasi Dunia Bawah Laut

Eksplorasi Dunia Bawah Laut

oleh

Laut, yang menutupi 70 persen permukaan bumi, menawarkan petualangan begitu seru untuk dieksplorasi. Apa alasan kita untuk tidak menikmati keindahan dunia di bawahnya?

Untuk menggali lebih dalam pengalaman menjelajahi dunia bawah laut itu, Kompas Travel Fair menghadirkan unjuk bincang bertajuk “Underwater Life at Banda Neira” bersama Marischka Prudence, Jumat (28/8). Menyelam, bagi Marischka, merupakan pengalaman yang luar biasa. Dunia bawah laut memberikan sensasi dan suasana yang begitu berbeda. Warna yang kaya, sekitar yang asing.

Banda Neira, salah satu pulau di gugusan pulau di Laut Banda, merupakan salah satu destinasi menyelam yang begitu elok di Indonesia. Untuk menuju ke sana, kita bisa menjadikan Ambon sebagai titik berangkat. Jika menggunakan pesawat, dari Ambon kita membutuhkan satu jam untuk terbang ke Banda Neira dengan pesawat perintis. “Kapasitas pesawatnya 14 orang dan kita perlu ditimbang terlebih dahulu agar pesawatnya tidak kelebihan muatan,” ujar Marischka.

Banda Neira tersohor karena perairannya yang begitu jernih. Dari kapal saja, dasar laut yang penuh koral berwarna-warni sudah tampak. Namun, Marischka menambahkan, pada musim-musim tertentu, sekitar Oktober-November, laut sedikit lebih keruh. Anda tak perlu kecewa, kekeruhan air yang disebabkan banyaknya partikel dan plankton ini justru mengundang ikan-ikan. Kita bisa melihat lebih banyak ikan pada musim ini. OIeh karena itu, pengalaman menyelam pun menjadi lebih menyenangkan. “Apalagi Banda Neira masih relatif sepi. Keindahannya lebih bisa kita nikmati,” kata Marischka.

Di Banda Neira, laut yang jernih dengan segala kekayaannya bukan satu-satunya pemikat. Sejarahnya pun menarik, meski menyisakan jejak kelam. Marischka bercerita, ketika mengobrol dengan penduduk lokal, ia mengetahui bahwa sebagian besar penduduk Banda Neira bukan penduduk asli. Mereka kebanyakan datang dari Pulau Jawa.

Pada zaman penjajahan, Belanda ingin menguasai pala Banda Neira yang begitu berkualitas, salah satu yang terbaik di dunia. Namun, penduduk lokal memberontak. Belanda pun berusaha menyingkirkan mereka. Terjadi pembunuhan besar-besaran. Orang Belanda lantas mendatangkan orang-orang dari Jawa untuk menjadi pekerja.

Pala yang menjadi andalan itu masih terasa kuat di masakan-masakan khas Banda Neira. Marischka menuturkan, “Tidak ada masakan yang rasanya flat. Ditambah lagi, semuanya fresh. Supnya juara.”

Selain Banda Neira, Indonesia memiliki tempat menyelam lain yang tak kalah indah. Pulau Komodo menjadi favorit Marischka. “Di sana banyak ikan yang besar-besar, termasuk ikan napoleon. Di Pulau Komodo, lautnya juga memiliki arus dan kita bisa bermain-main di sana. Ada satu spot namanya shot gun. Saking kencangnya arus, penyelam akan merasa seperti peluru yang ditembakkan. Tapi jangan takut, sensasinya sangat seru. Bagian daratnya juga indah banget. Kalau mau ke Pulau Komodo, menurut saya pertengahan tahun waktu yang bagus karena rumput-rumput sedang kering dan daratan jadi cokelat. Keren banget.”

Untuk menjadi penyelam, menurut Marischka modalnya hanya dua, “Niat dan keberanian.” Siap menantang diri sendiri? [NOV]