Home Kabar KTF 2015 Bagan Siapiapi, Dulu dan Sekarang

Bagan Siapiapi, Dulu dan Sekarang

oleh

Mardi Wu seorang CEO dan traveller menuturkan perbedaan Bagan Siapiapi dulu dan sekarang dalam acara Talkshow Destinasi Klass di Kompas Travel Fair, Minggu (30/8).  Putra asli dari Bagan Siapiapi ini  menuturkan di Bagan dulu ada banyak hewan-hewan, sekarang tinggal patungnya saja.

Mardi menuturkan, di Bagan Siapapi terdapat  banyak museum, tetapi banyak yang terkunci. Salah satu museum yang menarik yaitu museum ikan. Ada juga museum Tionghoa. Museum Tionghoa dibuat untuk mengenang kedatangan orang-orang Tionghoa ke Bagan. Di Bagan juga ada masjid yang seperti Taj Mahal. Masjid ini bernama Al-Ikhlas.

“Di Bagan kebanyakan bangunannya akultrasi dari budaya Tionghoa dan Melayu. Perubahan yang terlihat dari Bagan dulu dan sekarang adalah munculnya bentuk kubah-kubah emas yang cantik di bangunan. Hal menarik lainnya di Bagan yaitu penamaan jalan yang ditulis dalam tiga bahasa, yaitu Melayu-Arab, Tionghoa, dan bahasa Indonesia. Hal ini menjadi penanda akulturasi di Bagan Siapiapi,” ujar Mardi.

Salah satu acara yang menarik untuk dikunjungi di Bagan yaitu Festival Bakar Tongkang. Festival ini biasanya diadakan pada Juni. Menariknya, terkadang ada peserta yang kerasukan arwah. Ketika Cap Gomeh, semua rumah di Bagan biasanya memasang lampion dan aneka kendaraan hias. Di tengah arak-rakan ada hiasan batik yang cantik. Hal ini lagi-lagi menjadi bukti akulturasi di Bagan.

Cara orang Bagan menguburkan mayat cukup menarik. Mardi menuturkan, di Bagan pemakaman tradisional dilakukan dengan cara menaruh peti mati di tanah lalu ditumpuk dengan  jerami. Seiring dengan waktu dan cuaca, jerami akan lapuk  dan mayat akan rapuh. Setelah itu, tulang diambil ke rumah.

Jika Anda berniat jalan-jalan ke Bagan Siapiapi jangan lupa beli oleh-oleh khas  yaitu Kacang Pukul. Kacang ini diproses dengan cara dipukul-pukul hingga membentuk lapisan kemudian digulung dengan gula.

“Bagan bisa menjadi destinasi wisata menarik karena bisa menjadi Malaka kecil di Indonesia. Semoga pariwisata di Bagan bisa lebih digiatkan lagi di masa depan,” pungkas Mardi. [INO]